Tiada kata-kata seindah firman Tuhan, tiada alunan nyanyian s'indah pujian2 surga,dan tiada keindahan seindh kebersamaan pemuda-pemudi dalam satu iman seturut jalan Yesus Kristus.


GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS)
Pengakuan Pemerintahan RI, Dep Agama No 149 tgl 10 Juli 1989
Anggota Persekutuan Gereja di Indonesia (PGI)
Jemaat Lubang Buaya
Jl. Pelita Rt.002/012 Kel.Lubang Buaya- Jakarta Timur
Ketua/P.Jemaat : Jl. Kenanga XII Blok K 8/9 Duta Indah Telp. 8480041
Sekretaris : Jl. Duta Indah Raya H 1/8 Pondok Gede Telp 8465274

~~~~~Salam Sejahtera Buat Kita Semuanya.~~~~~

Responmu Masa Depanmu

 
Kita akan melihat perbedaan respon yang begitu besar dari dua orang ini. Adalah dua buah kisah dari Alkitab yang berbeda dimana menggambarkan respon yang berbeda dari kedua orang dalam menghadapi keputusan Tuhan untuk menghukum mereka karena kesalahan yang mereka lakukan.
Namanya Saul. Dia raja pertama yang memerintah Israel. Saul menjadi raja atas pilihan Tuhan, tapi atas kehendak Tuhan juga Saul digantikan Daud. Di dalam 1 Samuel 10 diceritakan bagaimana Samuel akhirnya mengurapi Saul menjadi raja atas umat Israel. Kemudian Samuel memanggil seluruh bangsa Israel untuk berkumpul. Ketika seluruh suku tampil ke muka, maka didapati suku Benyamin. Lalu tampillah keluarga Matri, dan akhirnya dari keluarga Matri itu didapatilah Saul bin Kish. Namun Saul tidak ditemukan, dia bersembunyi. Kisah selanjutnya, kita tahu bahwa akhirnya Saul diangkat menjadi raja.
Sayang, kisah ini tidak berakhir mulus. Saul membakar korban bakaran dan korban keselamatannya sendiri (1 Sam 13: 9-10) padahal sudah ditentukan hanya imam yang boleh melakukannya. Dan dia berargumentasi, bukannya menunggu kedatangan imam Samuel. Akibatnya, Samuel mengatakan bahwa kerajaan tidak akan selama-lamanya berada di keturunan Saul. Saul juga tidak menepati setiap perkataan agar membunuh semua orang Amalek (1 Sam 15) yang pada akhirnya membuat Tuhan menyesal telah menjadikannya raja. Dan lagi-lagi, sikap Saul ‘ngeyel’ bahkan meminta hormat dari Samuel. Tidak ada penyesalan sedikitpun padanya.
Kisah selanjutnya adalah Daud yang berbuat tidak senonoh dengan berzinah. Dia menghampiri istri Uria, yang saat itu sedang berjuang membela negaranya. Daud mengupayakan segala cara bahkan sampai membunuh Uria ketika Batsyeba mengandung anaknya. Jika ditilik, dosa Daud bahkan lebih besar dari dosa Saul, karena dia sudah menghilangkan nyawa orang tak bersalah (baca 2 Sam 11). Tapi mengapa kasih Tuhan tidak lari daripadanya?
Ketika diperhadapkan dengan dosanya, Saul ‘ngeyel’ dan membenarkan dirinya, sedangkan Daud langsung meminta pengampunan dan merendahkan dirinya sedemikian rupa di hadapan Tuhan agar pengampunan dari Tuhan datang padanya. Ketika dinasihati, Saul menunjukkan sikap sebagai raja yang berkuasa, sedangkan Daud sebagai orang yang melakukan dosa besar. Saul sama sekali tidak merasa berdosa, sedangkan Daud benar-benar menyesal. Sesudahnya, Saul melakukan dosa lainnya yang membuat Tuhan menyesal, sedangkan Daud langsung berbalik arah dari dosa-dosanya. Karena itulah, Tuhan mengokohkan keturunan Daud dan bukannya keturunan Saul.
Setiap respon yang kita berikan dalam setiap keadaan, akan membuat perbedaan yang besar. Apakah respon kita merupakan respon yang positif atau negatif. Apakah kita menyesal dan berbalik dari dosa-dosa kita atau malah sebaliknya, merasa diri sendiri benar. Bagaimana tindakan dan perkataan kita saat ditunjukkan kesalahan yang memang kita lakukan, atau bahkan saat kita tidak bersalah sekalipun. Dalam setiap masalah, peristiwa yang terjadi, respon kita menentukan masa depan kita.

Terberkati dengan artikel di atas? Ayo dong bagikan ke teman-teman yang lain biar jadi berkat. Kalo kamu punya facebook / twiter/ email klik pilihan di atas. GBU

0 comments:

Post a Comment

Mari Budayakan Untuk Berkomentar